Minggu, 07 Desember 2014

Ini Cerita di Balik Misteri Gunung Lawu

Gunung Lawu (Foto: Wikipedia)
Ini Cerita di Balik Misteri Gunung Lawu
KARANGANYAR - Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan,Jawa Timur kembali menjadi perbincangan hangat warga yang tinggal di bawa kaki gunung tersebut menyusul banyaknya erupsi gunung berapi.
Bercerita tentang gunung, selalu ada mitos dan cerita rakyat yang berkembang. Tak ubahnya Gunung Lawu, gunung yang masuk di posisi kelima tertinggi di pulau Jawa itu juga memiliki cerita sendiri.
Gunung yang berdiri sangat kokoh di ketinggian 3.265 mdlp tersebut terkenal dengan julukan Seven Summits of Java (Tujuh Puncak Pulau Jawa).
Salah satu tim Resque Karanganyar, Maryoto  yang sudah sangat akrab dengan Gunung Lawu juga menyebutkan jika gunung ini termasuk paling angker dan menyimpan banyak misteri yang belum pernah terungkap.
"Kalau terangker mungkin iya karena sampai sekarang Lawu itu belum terungkap misteri atau jati diri Lawu. Contoh yang paling nyata sampai sekarang tidak pernah ditemukan kuburan eyang Lawu & Sunan Lawu," jelasnya di Posko pendakian Cemoro Kandang, Rabu (12/3/2014)
Selain kental dengan aura mistik, Gunung Lawu tetap menjadi primadona bagi para pendaki. Bahkan gunung Lawu terkenal dengan penunggu sekaligus penunjuk jalan seekor burung misterius, bernama Kyai Jalak Lawu.
Bagi yang sudah pernah mendaki puncak Lawu yang memiliki suhu terdingin hingga  mencapai minus 5 derajat celcius ini pasti sudah mengenal mitos Kyai Jalak. Konon Kyai Jalak adalah salah satu jelmaan dari abdi dalem setia Prabu Brawijaya V yang bertugas untuk menjaga Gunung Lawu.
Biasanya burung Jalak Lawu berwarna hitam. Namun khusus burung misterius yang terkenal dengan nama Kyai Jalak ini berwarna gading. Tidak semua pendaki bisa bertemu Kyai Jalak. Kyai Jalak yang sering menjadi pemandu bagi para pendaki yang tersesat. Karena itu pantangan bagi para pendaki untuk menganggu Kyai Jalak.
"Namun jika berniat baik, kyai Jalak akan mengantar pendaki sampai ke Puncak Gunung Lawu. Kyai Jalak bertemu  para pendaki, bukan untuk mencelakai, namun sebagian dari tugasnya  menjaga dan menjadi penunjuk jalan bagi para pendaki," terang Maryoto
Sebab itulah gunung yang juga merupakan salah satu poros di pulau Jawa ini banyak masyarakat  yang mempercayai bahwa Gunung Lawu adalah persinggahan Brawijaya V yang merupakan Raja Majapahit terakhir yang akhirnya menghilang bersama raganya alias muksa.
Menurut cerita leluhur yang didapat dari Sardi salah satu pemilik warung di sekitar pos pendakian Cemoro Kandang menyebutkan jika Gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi dan budaya keraton Solo dan Yogyakarta misalnya upacara labuhan setiap bulan Sura.
"Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Dan tiap  suro selalu diadakan upacara sesaji di gunung Lawu," jelasnya ketika di temui Okezone beberapa waktu lalu.
Gunung Lawu juga menyimpan misteri pada tiga puncaknya dan menjadi tempat yang dianggap sakral  di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan (menghilangnya) Prabu Brawijaya, Harga Dumiling diceritakan  sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon yang merupakan abdi setia dari Prabu Brawijaya, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang meditasi pagi penganut kejawen.
Lebih lanjut Sardi menjelaskan, setiap pendaki yang pernah naik ke puncak Lawu pasti memahami berbagai larangan tidak tertulis yang harus dipatuhi. Misalnya ketika akan mendaki gunung Lawu adalah  dilarang mengucapkan kata kesel (capai) ketika sedang dalam perjalanan menuju puncak.
"Tidak boleh ngresula (mengeluh), capai, nanti tiba-tiba stamina kita akan mendadak menurun. Jika berkata dingin maka kita akan kedinginan," jelasnya lagi.
Seperti kebanyakan gunung yang ada di Indonesia yang kental dengan aura mistisk, gunung Lawu memiliki pasar yang di sebut pasar setan. Yaitu pasar yang tak terlihat dengan kasat mata. Hanya terdengar suara ramai saja. Dan tidak semua orang bisa mendengarnya.
Selain  mendengar berbagai cerita mistik dari para pendaki yang istirahat di warung miliknya, Sardi juga pernah mengalami hal yang sama sewaktu mudanya dulu.
"Dulu saya pernah sekali mengalami. Makanya jika sedang mendaki dan mendengar suara berbahasa Jawa yang menanyakan 'arep tuku apa mas', (beli apa mas) segera saja buang uang berapa saja. Yang pasti buang di sekitar tempat di mana kita mendengar suaranya. Terus petik daun di sekitar tempat itu seperti kita sedang belanja," terangnya panjang lebar.
Selain Kyai Jalak sebagai penunjuk jalan, kadang kala juga muncul kupu-kupu berwarna hitam, namun di tengah kedua sayapnya terdapat bulatan besar berwarna biru mengkilap.
"Katanya jika melakukan pendakian, melihat kupu-kupu dengan ciri seperti itu adalah pertanda bahwa  kehadiran pendaki  disambut baik (diijinkan) oleh penjaga Gunung Lawu.  Jangan pernah  menganggu, mengusir dan membunuhnya," ungkapnya.
Dan yang paling penting adalah pantangan mengenakan baju berwarna  hijau daun, dan dilarang mendaki Puncak Lawu dengan rombongan yang berjumlah ganjil.
“Jangan naik puncak jika jumlah pendakinya ganjil,  takutnya nanti akan tertimpa kesialan. Satu hal lagi yang harus diingat, jika tiba-tiba ada  ampak-ampak (kabut dingin) yang di barengi suara gemuruh, jangan nekat naik.  Turun saja atau berbaring tertelungkup di tanah," pesannya.

Falcao akan Dimainkan Lawan Southampton, Tapi...

Radamel Falcao
 Manchester United (MU) akan bertandang St. Mary's Stadium, Selasa (9/12/2014) dini hari WIB, untuk menghadapi Southampton dalam lanjutan Liga Premier Inggris. Laga ini menjadi kesempatan bagi MU untuk naik ke peringkat ketiga klasemen karena hanya tertinggal satu angka dari Southampton dan dua poin dengan West Ham United.

Menghadapi Southampton, Manajer MU Louis van Gaal memberi sinyal akan kembali memainkan Radamel Falcao. Penyerang asal Kolombia ini sebelumnya absen selama sebulan karena cedera betis yang dialaminya sejak Oktober lalu. Falcao kembali dimainkan saat MU menang atas Hull City dan Stoke City.

Di kedua laga tersebut, Falcao dimainkan tak lebih dari 20 menit. Hal itu sepertinya akan terulang pada laga kontra Southampton. "Saya harus beradaptasi dengan pilihan," ungkap Van Gaal seperti dilansir Soccerway, Senin (8/12/2014). "Lalu Saya memilih dia (Falcao) terlepas dari fakta bahwa ia hanya bisa bermain 20 menit karena ritme permainan di Liga Premier adalah yang tertinggi."

MU mengawali musim ini dengan buruk akibat cederanya sejumlah pemain. Tetapi, empat kemenangan beruntun telah membawa MU kini berada di peringkat kelima. Van Gaal berharap skuatnya bisa terus memberikan hasil positif, terlebih sejumlah pemainnya yang cedera sudah mulai pulih.

"Ya, kita melihat cahaya di ujung terowongan," ucap manajer asal Belada itu. "(Phil) Jones akan berlatih dengan tim pekan depan jika semuanya baik. Rafael telah berlatih dengan kami selama satu minggu. Ia sekarang bermain di skuat kedua."

Rabu, 19 November 2014

Film "Keramat"

tadi siang gua barusan liat 1 film horror yang kata temen2 gua serem banget dan berdasarkan kisah nyata. Nih film pengambilan gambarnya kayak film dokimenter gitu. Judul film ini Keramat. Sumpah serem banget nih film, bener2 horror Indonesia. Cerita film ini tuh bermula dari sekelompok tim film yang akan membuat film. Nah, mereka melakukan observasi ke daerah di Yogyakarta. Selama perjalanan itu sebenarnya udah ada tanda-tanda yang mengharuskan mereka agar tidak melanjutkan. Pokoknya segala kejadian aneh mereka alami sampai pada akhirnya Migi salah satu actris kesurupan dan hilang. Kata paranormal si Migi dibawa ke dunia gaib dan bila mereka ingin menyelamatkannya mereka harus ke parangtritis yang merupakan pintu masuk ke alam gaib. Di alam gaib ini nafsu mereka diuji sebenarnya, so siapa saja yang punya pikiran kotor, sifat yang serakah, dan pokoknya berbagai sifat dan tindakan yang jelek dipastikan bakal hilang di dunia alam gaib. Sampai pada akhirnya hanya 3 orang yang selamat.
Selain horor, film ini memiliki pesan khusus tentang lingkungan dan berkaitan juga dengan gempa Yogya tahun 2006 yang konon kabarnya akibat ulah manusia.

Nih kukasih referensi filmya yang lebih akurat :

Judul: Keramat
Sutradara: Monty Tiwa
Pemain: Poppy Sovia, Migi Parahita
Genre: Horor, Thriller
Produksi: Starvision
Rating: 2,5 bintang.
Tahun Produksi: 2009

Gadis itu bernama Migi (Migi Parahita) dan pemegang ka-mera itu bernama Poppy (Poppy Sovia). Kisahnya, ini adalah rekaman gambar pertama behind the scene atau di balik layar pembuatan pro-yek film berjudul Menari di Atas Angin. Film itu rencana-nya akan dibuat di Yogyakarta dengan Migi sebagai pemeran utama perempuan dan Diaz (Diaz Ardiawan) menjadi pe-meran utama laki-laki.
Jangan ditanya seperti apa kisah film Menari di Atas Angin yang disutradarai pe-rempuan galak bernama Mia (Miea Kusuma), asisten sutrad-ara Sadha (Sadha Triyudha), unit produksi Brama (Brama Sutasara), dan line producer Dimas (Dimas Projosujadi). Hampir tak ada adegan di dalam film itu, yang ditayang-kan, kecuali proses pembuatan satu adegan saja, ketika tokoh perempuan yang kehilangan kakinya menyerahkan kado kepada kekasihnya.
Justru, kisah di balik layar pembuatan film ini yang menjadi cerita film berjudul Keramat ini. Film Keramat yang mengisahkan Poppy yang sedang membuat film Menari di Atas Angin. Film ini disutradarai Monty Tiwa (Maaf, Saya Menghamili Istri Anda, Pocong 3, XL, Antara Aku Kau dan Mak Erot, Barbie, Wakil Rakyat) dan diproduseri Chand Parwez Servia dari rumah produksi Starvision. Starvision bekerja sama dengan Wong Cilik’s Indie Picture Produc-tion, divisi perfilman indie dari Moviesta Pictures, untuk memproduksi film yang akan beredar mulai 3 September ini.
Ini bukan pertama kali Monty membuat film bergenre horor. Sebelumnya, ia membuat Pocong 3 dan menulis naskah Pocong 2. Namun, ada perbedaan antara film horornya terdahulu, atau film horor Indonesia umumnya, dengan Keramat.
Monty membuat film horor-thriller ini dengan gaya dokumenter atau pertunjukan realitas (reality show). Hanya ada satu kamera yang dibawa dengan tangan oleh laki-laki di balik kamera bernama Cungkring. Pengambilan gambar terkesan tidak dibuat-buat dan subjektif.
Cesa David Lukamsyah, supervisor penyunting gambar, serta Benjamin Tubalawony, penyunting gambar, membuat film ini terputus-putus, seolah-seolah diambil dari rekaman yang terputus-putus pula.
Ada kalanya film ini hanya menampilkan layar hitam saja menandakan kamera mati atau rerumputan yang menandakan kamera terjatuh. Ada sedikit narasi dari Poppy yang menjadi sutradara sekaligus pembawa cerita di balik layar ini.

Mistik
Gaya pengambilan gambar ini mungkin kerap terlihat di program pertunjukan realitas di televisi. Di film pun gaya seperti ini tidak asing. Film terakhir yang menggunakan gaya dokumenter seperti ini adalah Cloverfield (2008), film garapan sutradara Matt Reeves dan diproduseri JJ Abrams.
Hanya saja, genrenya sedi-kit berbeda. Cloverfield mengi-sahkan sebuah bencana besar yang terjadi pada malam perpisahan laki-laki bernama Rob Hawkins (Michael Stahl-David). Di pesta perpisahan itu, saudara Rob bernama Jason (Mike Vogel) memegang kamera dan merekam komentar teman-teman Rob satu per satu. Ketika bencana itu terjadi, Jason tetap menggunakan kameranya untuk merekam, sampai akhirnya kamera itu terjatuh dan cerita di film itu pun habis.
Monty mengakhiri film ini dengan cara yang sama, ceritanya pun sama-sama tentang bencana. Jika Cloverfield mengambil pertistiwa alam karena seekor makhluk raksasa, Monty menambahkan unsur magis di balik bencana gempa bumi di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Monty tahu, orang Indonesia senang pada sesuatu yang magis. Ini juga membuat ia tidak perlu repot-repot menjelaskan sesuatu jika nantinya ada adegan film yang tidak masuk akal, apalagi film ini dibuat tanpa skenario. Yogyakarta menjadi tempat yang pas untuk film ini.
Banyak orang yang percaya bahwa tempat-tempat tertentu di Yogyakarta masih dihuni makhluk halus. Salah satunya adalah rumah tua tempat Miea dan kawan-kawan membuat film Menari di Atas Angin itu.
Konon, tingkah laku kru film, yang kebanyakan anak muda berasal dari Jakarta itu yang membuat makhluk halus berang dan merasuki Migi. Migi kemudian bertingkah aneh, seperti perempuan ningrat Jawa yang kemayu. Pesan perempuan Jawa itu hanya satu: alam marah karena dirusak manusia. Pesan itu yang kemudian menjadi petunjuk tentang gempa bumi di Yogyakarta.
Ketika Dimas memanggil paranormal untuk mengusir roh halus itu dari Migi, Migi justru menghilang. Konon dia dibawa ke dunia lain yang paralel. Dukun itu membimbing para kru film mencari Migi ke tempat-tempat yang dianggap angker, antara lain Pa-rangtritis, Candi Boko, dan sebuah hutan angker di dekat Candi Boko.
Adegan klimaks terjadi di hutan angker itu. Di situ satu per satu mereka menghilang dengan cara yang yang tidak lazim, lalu bertemu dengan sekelompok orang yang memanggul jenazah salah satu dari mereka, dan bertemu de-ngan perempuan berkebaya putih yang konon penjaga hutan itu. Jangan cari unsur logis di film ini, sebagian besar peristiwanya sangat tidak masuk akal, seperti cerita-cerita mistik yang beredar tentang Parangtritis.

Salah satu aktris favoritku di film ini, Poppy Sofia

ASAL MULA YOGYAKARTA

Kata ngayogya dari kata dasar yogya yang artinya pantas, baik. Ngayogya artinya menuju cita cita yang baik dan kata artinya aman, sejahtera. Ngayogyakarta artinya mencapai kesejahteraan ( bagi negeri dan rakyatnya). Nama tersebut bukan di ciptakan oleh pendiri keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yakni Pangeran Mangkubumi ( Sulatn Hamengkubuwono I), tetapi di cita- citakan kurang lebih 37 tahun sebelumnya, yakni Paku Buwana I ( Pangeran Puger, adik Amangkurat I), raja ke 2 keraton Kartasura.

Situs pusat keraton Mataram II yang pertama terletak di Ngeksigondo yang masih dapat kita lihat sisa bangunan yang terbuat dari batu bata dan nama kawasan yang hingga kini tetap di gunakan seperti Banguntapan, Kanoman, Gedong Kuning, Gedong Kiwa, Gedong Tengen, bekas pemandian Warungbata, Winong, Sar Gedhe ( jadi Kota Gedhe ), kompleks makam Senopaten dan yang lainnya yang tersebar satu kilometer sebelah utara hingga selatan kota Gede. Dan alas Paberingan yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah barat Ngeksigondo, pada masa pemerintahan Panembahan Hanyakrawati telah di bangun menjadi hutan rekreasi raja berpagar keliling bambu ( krapyak ) untuk perburuan kijang, di namakan alas Krapyak. Di situ pula Hanyakrawati terluka parah hingga akhirnya wafat, di bunuh oleh pejabat istanannya sendiri Pangeran Wiramenggala ( Kyai Ageng Bengkung ). Karena peristiwa itulah Hanyakrawati di kenal sebagai Panembahan Seda Krapyak.

Konon menjelang akhir pemerintahan Sunan Amangkurat I - Tegal Arum ( 1646 – 1677 ) mendapat wisik bahwa alas Paberingan kejatuhan wahyu keraton. Sehingga ia bermaksud memindahkan keraton Ngeksigondo ke hutan tersebut , telah di mulai dengan membangun bentengnya. Calon kraton itu akan di namakan Garjitawati yang artinya osiking raos ingkang sejatos ( kata hati yang murni ). Rencana itu tidak berlanjut sebab keraton Mataram keburu di rebut pemberontak Trunojoyo yang di dukung rakyat, menentang Amangkurat I yang mengakui kedaulatan penjajah Belanda dan bertindak kejam membantai 6000 santri Giri dan juga kerabat dekatnya sendiri. Dengan betuan pasukan Banyumas dan Bagelen/ Kebumen pemberontakan Trunojoyo dapat di tumpas dan Amangkurat Jawa ( P Anom Amral ) dengan gelar Amangkurat II – ( 1677 – 1678 ). Kotaraja yang rusak di pindah ke Kreta ( yang artinya aman sejahtera )

Setahun setelah perjanjian Giyanti di tandatangani 1755, Alas Paberingan di bangun secara bertahap menjadi kompleks keraton dan dinamakan keraton Ngayogyakarata Hadiningrat, lengkap dengan segala taman- tamannya seperti Taman Sari, Kali Larangan untuk mengisi Segaran dengan Pulau Kenanga di tengahnya yang dinamakan Yasa Kambang dan Panggung Krayak di luar benteng keraton seperti yang kita saksikan sekarang. Arsitek yang di tugasi membangun adalah T Mangundipura.